Segi Konflik
Dari segi konflik, film TT banyak menggambarkan tentang perjuangan Topan yang berganti-ganti profesi dan tempat tinggal. Mulai dari menjadi calo, buruh bangunan dan starman. Sedangkan di film TPH, Gardner bersama anaknya juga tidak memiliki rumah, berpindah dari 1 penginapan ke penginapan yang lainnya. Namun, Gardner di film ini hanya memiliki 2 profesi yakni sebagai sales penjual scanner dan juga slah satu peserta pelatihan di perusahaan pialang saham.
Lalu ciri khas di kedua film ini ada barang yang sama-sama selalu di bawa. Seperti di film TT, ada plang Tampan Tailor yang di buat oleh istri Topan yang selalu di bawa oleh Bintang. Dan di film TPH ada mesin scanner tulang yang selalu di bawa oleh gardner untuk di tawakran dan dijual kepada rumah sakit.
Sinematografi
Dari segi sinematografi film TPH lebih unggul sedikit dari film TT. Meskipun film TPH di rilis tahun 2006. Mungkin ini karena film TPH lebih variatif dalam pengambilan tempat syuting serta view yang berbeda-beda. Selain itu film TPH kuat dalam pengambilan gambarnya dimana kesibukkan suatu kota besar sangat terlihat. Di film TT view tempatnya biasa saja, lebih terkesan vintage dan di kedua film ini tidak ada cara pengambilan gambar yang khusus karena memang bukan genre action.
Adegan yang berkesan
Ada adegan yang membuat penulis tersentu di film TT yaitu ketika adegan dimana Bintang menjahit topeng yang di berikan oleh ayahnya karena di rusak oleh putranya Darman. Yang juga menjadi sebab Topan memarahi dan memukul Bintang. Esensinya adalah karena Bintang begitu sangat menghargai dan menjaga hal yang di berikan kepadanya. Apalagi jika dihubungkan dengan plang Tampan Tailor selalu di bawa kemanapun. Di film TPH, penulis tersentuh di durasi 1 jam 50 menit dimana James Karen (Menejer perusahaan) memberitahu kepada Gardner bahwa ia diterima sebagai pegawai di perusahaan tersebut. Dan ketika itu, penulis kembali mengingat flashback tentang perjuangan Gardner dan christopher untuk mengatri selama berjam-jam demi 1 tempat penginapan.
Pesan Moral
Pesan moral yang bisa penonton ambil dari kedua film ini adalah tentang besarnya kasih sayang seorang ayah kepada putranya. Dimana stereotib di masyarkat pengorbanan seorang ibu itu lebih besar dari seorang ayah. Lalu kemudian arti dari kerja keras, lalu menghargai dan menjaga dari setiap yang dimiliki.
Rekomendasi
Kedua film ini patut untuk di tonton, dan anda akan terharu melihatnya.
Di akhir bagian, anda juga bisa menemukan ending yang serupa. Maka dari itu, jika penasaran tonton saja!! NurlaillaKamil

Seorang penulis yang telah berkecimpung dalam bidang ini selama lebih dari lima tahun.
Saat ini kegiatan saya tidak hanya sekedar menulis, tapi juga sedang mendalami tentang SEO (Search Engine Optimization) serta membangun situs ini agar bisa lebih berkembang.