“Da sadaya nage seeur tangkal awi mah, dimana-mana ge, cuman ngan ieu hungkul nu aya manuk blekok kan mah” (Disemuanya juga (tempat) banyak pohon bambu, cuman hanya disini saja yang terdapat burung blekok), ungkap ceu imas yang merupakan putri dari pemilik burung blekok.
Burung blekok atau dengan nama ilmiah Ardeola Speciosa merupakan salah satu jenis unggas yang makanannya adalah ikan-ikan kecil. Burung ini biasanya banyak terdapat di sawah-sawah. Tetapi lain halnya dengan blekok yang terdapat di kampung Rancabayawak desa Cisaranteun kidul kec. Gedebage kab. Bandung. Burung ini bersarang di sekumpulan pohon-pohon bambu yang menjulang tinggi ke langit.
Jika di amati burung ini, hampir mirip dengan burung bangau tetapi, jika burung bangau ketika terbang meluruskan leher dan merentangkan kakiknya. Lain hal nya dengan blekok mereka ketika terbang tinggi lehernya membentuk huruf S. Konon katanya menurut Ceu Imas bahwa, spesies burung di tempat ini (pohon bambu) tidak hanya dari jenis blekok saja, tetapi juga dari jenis burung yang lain. Salah satunya burung Kuntul Kerbau. Serta beberapa burung dengan warna, merah, kuning, biru yang tidak di ketahui jenisnya.
Seperti biasa di siang itu sekitar pukul 09.30, terlihat beberapa burung blekok lebih sedikit dari biasanya. Di karenakan pada siang hari blekok mencari makan dalam jarak yang jauh, baru ketika jam 5 sore sampai dengan jam 7 malam mereka kembali lagi ke sarangnya. Spesies burung blekok ini menjadi salah satu burung yang langka, terlihat dari tempat singgahnya yang hanya bisa di temui di beberapa tempat saja.
Dan menurut peneliti bahwa tempat singgah blekok yang berada di Rancabayawak merupakan salah satu tempat singgah burung di daerah Asia. Ditanya tentang asal muasal keberedaan burung blekok ini ceu Imas pun menjawab,
“anu ngagaduhan ieu teh mimitina pun biang di tahun 90-an duka nyandak namah, mung hiji duka sabaraha. Nu pasti mah di tahun 90-an teh, manuk mereun teu aya tempat singgah janteun para rindah kadieu” (Yang pertama memelihara blekok pada awalnya tahun 90 an.Yang pasti di tahun itu burung tidak memiliki tempat singgah), Jelas ceu imas panjang lebar.
Seiring berkembangnya waktu, burung yang sejak tahun 90-an menetap di sini kini jumlahnya sudah mencapai 1073 ekor spesies. Telah banyak juga peneliti yang mencoba mengetahui tentang spesies ini, mereka biasanya datang dari universitas seperti dari Unpad komunitas Bicon yang mencoba meneliti dan memberikan sebuah buku hasil penelitiannya kepada Ceu Imas sebagai kenang-kenangan.
Tak hanya itu, banyak juga peneliti yang datang dari luar negeri seperti dari negara Amerika dan Australia. “Ieu ge pa Dada nembe percanteunen teh ku sabab orang Australi ntos neuliti ka dieu”. Jelasnya.
![]() |
plang yang menunjukan peraturan pemda tentang burung blekok dan habitatnya. Sumber Internet |
Kini, Burung blekok beserta pohon bambunya telah diatur untuk di lindungi sejak tahun 2005 tetapi baru diresmikan oleh pak wali kota pada tahun 2011 kemarin. Pada awalnya sebelum ada aturan untuk dilindungi jumlah bambu sangat banyak, tetapi pada saat itu masyarkat banyak yang meminta bambu untuk berbagai macam keperluan.
Sehingga sekarang jumlahnya menjadi sedikit. Banyak pula warga, khusunya ibu-ibu ngidam yang ingin meminta burung blekok sebagai santapan. Namun ungkap ceu imas, “aduuuhh,, abdi mah nu caket kieu ge da teu hoyong nanaon, da anu ngidam mah ngan saukur dunia hayalan. Mangga bilih bade mah, nuhun keuna tong ka abdi tapi ka Pa Dada. Da nu gaduh perda nage Pak Dada”
(Aduh, saya juga yang dekat seperti ini tidak menginginkan apa-apa (burung), orang yang ngidam hanya sekedar dunia khayalan. Silahkan saja ingin blekok mah, bicara langsung kepada pak Dada). Ucapnya sambil tertawa.
Sekarang, burung blekok ini telah menjadi salah satu tujuan cagar wisata yang berada di kampung Rancayawak desa Cisaranteun kidul kecamatan Gedebage kabupaten Bandung. Ini terlihat dari pengunjung yang datang seperti dari komunitas sepeda kota bandung, komunitas mio,ibu-ibu pengjian dago dan lain-lain.
Namun sayang, akses jalan menuju kampung Rancabayawak yang masih sangat terpencil dan sedikit sulit di akses sehingga ini menjadi perhatian pemerintah tidak hanya untuk sekedar memasang plang tanda di resmikan tetapi juga harus bisa mempermudah akses jalan menuju kesana.
(Nurlailla Kamil)

Seorang penulis yang telah berkecimpung dalam bidang ini selama lebih dari lima tahun.
Saat ini kegiatan saya tidak hanya sekedar menulis, tapi juga sedang mendalami tentang SEO (Search Engine Optimization) serta membangun situs ini agar bisa lebih berkembang.