Di terik matahari yang panas itu. Sekitar pukul 14.00 tiga bocah dan 2 orang wanita yang berusia separuh baya mulai tiba di lampu merah jalan Turnjoyo.
Mereka bersiap-siap dengan sebuah keranjang bambu dan cobeknya. 2 orang gadis kecil yang berusia sekitar 6 tahun dan 7 tahunan terlihat membawa cobek. Si gadis dengan baju merah nampak membawa keranjang bambu dengan diisi oleh 2 buah cobek.
Dan satu gadis dengan rambut diikat, dia nampak membawa satu buah cobek dengan kedua tangannya. Sementara, bocah laki-laki dengan usia sekitar 4,5 tahunan duduk di samping trotoar sembari menunggu kakak mereka kembali.Di tepi trotoar sana. Terlihat dua orang ibu yang tiada lain adalah orangtua ketiga bocah tadi. Tepat berada di belakangnya. Mereka sedang menunggu dan terlihat duduk di tepian trotoar sembari saling membersihkan rambutnya dari kutu-kutu.
Jalan Turnojoyo. Jika diamati merupakan daerah kota yang letaknya di belakang Mall BIP. Tapi siapa sangka di balik metropolitannya kota Bandung sekalipun. Nyatanya masih ada saja bocah-bocah yang menjajakan cobeknya kepada pengendara di lampu merah? dan bukankah itu sangat beresiko bagi mereka?Saat lampu merah menyala. Dua orang dari bocah perempuan itu terlihat segera berlari menjajakan cobeknya.
Bocah perempuan berbaju merah segera memanggul keranjang yang berisi cobek. Tak lama bocah perempuan dengan rambut diikat pun segera menyusul untuk menawarkan kepada pengendara yang lain. Anak sekecil itu, masih sangat polos. Jelas mereka tidak akan malu di suruh oleh orang tua nya untuk berdagang cobek di lampu merah.
Tetapi, di daerah lalu lintas seperti itu di tambah sebentarnya lampu lalu merah menyala, siapa yang bisa melakukan transaksi dengan mudah? Apalagi dengan anak kecil? Berkali-kali si anak terlihat lari tergopoh-gopoh menawarkan cobek, tetapi dia juga harus siaga kembali ke tepian jika lampu hijau telah menyala.
Cobek yang mereka bawa itu jika di timbang, beratnya sekitar 1 kiloan dan dalam keranjang yang terbuat dari bambu itu, si bocah berbaju merah membawa 2 buah cobek yang terus ia jajakan kepada pengendara. Namun, selama beberapa menit mereka menjajakan cobek. Tak jua ada tanda-tanda yang akan membeli cobek itu. Berkali-kali mereka mencoba menawarkan lalu ketepian, menawarkan ketepian lagi.
Tapi mereka tidak menyerah. Dengan sigap mereka segera menepi ketika lampu hijau menyala. Di sela-sela menunggu lampu merah kembali, mereka bercanda ria dengan bocah laki-laki yang terlihat kurus itu. Bahkan gadis cilik berbaju merah itu sesekali memeluk dan mencium adiknya. Bertahan hidup di kota besar memang keras, tapi itu semua tak dapat merubah hati bocah-bocah itu untuk berhati lembut, dengan tetap menyayangi serta membantu orangtuanya.
Kini yang ada, waktu yang seharusnya digunakan untuk mereka tidur siang ataupun bermain. Harus terenggut dengan tuntutan berjualan cobek di lampu merah Turnojoyo.

Seorang penulis yang telah berkecimpung dalam bidang ini selama lebih dari lima tahun.
Saat ini kegiatan saya tidak hanya sekedar menulis, tapi juga sedang mendalami tentang SEO (Search Engine Optimization) serta membangun situs ini agar bisa lebih berkembang.