Walaupun essay ini tidak begitu up to date untuk di publish, tetapi semoga memberikan sedikit pengetahuan bagi pembaca, saya hanya mencoba mengutarakan pendapat..
Selamat Membaca… 🙂
Selamat Membaca… 🙂
Politik. Adalah suatu padanan kata yang sudah tidak asing lagi bagi kita. Berasal dari bahasa latin yaitu polis yang memiliki arti “negara” dan Taia berarti “urusan”. Jadi pengertian politik harusnya adalah “ Urusan Negara”. Jika kita gabungkan kedua pengertian tersebut.
Namun, tampaknya para politisi kita didalam bingkai kekuasaannya, kurang mengerti tentang pengertian ini. Jika dilihat dari efektifitas kerjanya harusnya mereka mengerjakan semua urusan yang berhubungan dengan negara. Berbicara masalah negara maka cakupannya sangatlah luas didalamnya ada politik, sistem, para aparatur pengabdi negara dan rakyat. Point terakhir ini yang banyak melibatkan orang-orang yang terdapat dalam suatu negara. Ya Rakyat!
Rakyat dalam suatu negara merupakan aset yang begitu besar. Suatu Negara dapat membuat peradaban yang besar jika semua rakyat bersatu dan cerdas. Dan yang memimpin semua ini yaitu lewat para apartur negara tersebut. Yang telah diberi mandat oleh rakyat.
Didalam unsur politik ada hal yang tidak bisa dipisahkan yaitu kepemimpinan dan kekuasaan. Belakangan ini para calon gubernur Jawa Barat 1 mulai mengadakan kampanye terbuka yang telah di laksanakan sejak tanggal 07 Februari 2013.
Didalam unsur politik ada hal yang tidak bisa dipisahkan yaitu kepemimpinan dan kekuasaan. Belakangan ini para calon gubernur Jawa Barat 1 mulai mengadakan kampanye terbuka yang telah di laksanakan sejak tanggal 07 Februari 2013.
Saya sempat mendengar sebuah editorial dari suatu stasiun televisi yang narasumbernya itu mengatakan bahwa Indonesia ini seperti diibaratkan orang yang pura-pura tidak sakit. Padahal kenyataanya negara ini memang sedang sakit jika dilihat dari faktor pentingnya penggerak pemangku kebijakan, kita telah mengetahui bahwa akhir-akhir ini banyak dari tokoh politik yang tersandung dengan kasus korupsi. Rakyat menilai, bahwa semua orang yang berada diatas panggung penggerak negara itu merupakan orang yang pintar, cerdas dan pantas memangku jabatannya. Namun, ada saja dari mereka yang kecerdasan emosionalnya(ESQ) kurang. Sehingga mereka tidak dapat membedakan mana uang halal dan haram. Sungguh ironis!
Disisi lain juga saya pernah melihat tayangan televisi, dimana ada 2 sosok saat itu, yang merupakan sosok pemimpin blusukan. 2 tokoh pemimpin itu adalah joko Widodo (Gubernur jakarta) dan Dahlan Iskan ( Mentri BUMN). Lantas didalam tayangan tersebut ada yang menilai bahwa langkah blusukan itu agak keliru. Mereka mengatakannya Public voicenya yaitu untuk membuat citra baik pada masyarakat. Sungguh politik itu begitu mudah mebuat suatu issu yang Suudzon. Bagi saya, sosok seperti itulah yang bisa diandalkan. Sosok yang mau melihat permasalahan negara secara langsung.
Tidak dengan diam di kantor yang enak dan hanya meminta data tentang keadaan negara ini.
Sosok pemimpin yang blusukan. Adalah mereka yang mau bekerja keras membenahi negara ini. Dengan melihat secara nyata. Blusukannya suatu pemimpin itu tidak dapt hanya dikatakan untuk sebuah image. Tapi, jika pemimpin sering berkunjung ke masyarakat maka hubungan emosional pemimpin tersebut dapat terbangun dengan rakyatnya. Selain itu pemimpin dapat membuat kebijakan sesuai dengan masalah yang dihadapi masyarakat.
Sosok pemimpin yang blusukan. Adalah mereka yang mau bekerja keras membenahi negara ini. Dengan melihat secara nyata. Blusukannya suatu pemimpin itu tidak dapt hanya dikatakan untuk sebuah image. Tapi, jika pemimpin sering berkunjung ke masyarakat maka hubungan emosional pemimpin tersebut dapat terbangun dengan rakyatnya. Selain itu pemimpin dapat membuat kebijakan sesuai dengan masalah yang dihadapi masyarakat.
Itulah yang akan menimbulkan suatu sinkronisasi pada kebijkan yang akan diambil. Negara ini sudah sedemikian sakitnya. Maka dokter Negara pun (pejabat) harus dengan segara mengambil langkah cepat.
Jika hanya berdiam diri di kantor menunggu laporan/data yang datang. Ini tentu bisa mengakibatkan sudut pandang yang berbeda.Ingin sekali menangis melihat keadaan negeri ini. Sadarlah, bahwa kita sekarang ini membutuhkan sosok pemimpin yang kuat, yang mampu melihat masalah secara gamblang, sosok yang cepat bertindak, sosok yang pekerja keras, sosok yang melayani bukan dilayani, sosok yang tegas, sosok cerdas, sosok yang juga cerdas emosionalnya.
Semoga, dimusim pemilu ini rakyat jawa barat tidak akan pernah salah memilih. Nurlailla Kamil

Seorang penulis yang telah berkecimpung dalam bidang ini selama lebih dari lima tahun.
Saat ini kegiatan saya tidak hanya sekedar menulis, tapi juga sedang mendalami tentang SEO (Search Engine Optimization) serta membangun situs ini agar bisa lebih berkembang.